Mendongeng juga membantu perkembangan psikologis dan kecerdasan
emosional anak, serta beberapa manfaat lain berikut ini:
1.
Mengembangkan imajinasi anak
Dunia
anak adalah dunia yang penuh imajinasi. anak usia 3-7 tahun
memiliki "dunia"-nya sendiri, bahkan mempunyai teman khayalan sebagai
teman mereka bermain. Hal ini sebenarnya tidak salah, karena bisa membantu
proses perkembangan mereka. Namun, sebaiknya orangtua tetap mengontrol
imajinasi meeka agar tetap positif, salah satunya melalui pembacaan dongeng.
Melalui dongeng yang dibacakan sang ibu, imajinasi anak akan diarahkan dengan
lebih baik.
2.
Meningkatkan keterampilan
berbahasa
Mendengarkan
dongeng merupakan salah satu stimulasi dini yang bisa digunakan untuk
merangsang keterampilan berbahasa pada anak. Menurut penelitian, anak perempuan
lebih cepat menguasai kemampuan berbahasa dibandingkan anak laki-laki. Hal ini
disebabkan karena anak perempuan memiliki fokus dan konsentrasi yang lebih baik
daripada laki-laki.
3.
Meningkatkan minat baca anak
Secara
tak langsung, anak-anak yang memiliki ketertarikan pada dongeng akan memiliki
rasa penasaran yang lebih tinggi. Cara yang paling mudah untuk mendongeng
adalah dengan membacakan buku cerita kepada mereka. Ketika tertarik pada
dongeng, mereka menjadi lebih tertarik pada buku-buku cerita bergambar. Dengan
sendirinya, minat baca mereka juga meningkat.
4.
Membangun kecerdasan emosional
Selain
mendekatkan keakraban ibu dan anak, mendongeng ternyata bisa membangun
kecerdasan emosional anak. Anak-anak akan belajar tentang nilai-nilai moral
dalam kehidupan. "Anak-anak kecil sulit untuk belajar tentang berbagai hal
yang abstrak, seperti kebaikan pada sesama. Tetapi dengan dongeng, anak akan
terbantu dalam memahami nilai-nilai emosional pada sesama," bebernya.
5.
Membentuk anak yang mampu
berempati
Stimulasi
melalui dongeng akan mampu merangsang kepekaan anak usia 3-7 tahun terhadap
berbagai situasi sosial. Mereka akan belajar untuk lebih berempati pada
lingkungan sekitarnya. Stimulasi akan lebih baik jika dilakukan dengan
merangsang indera pendengaran dibandingkan visual. Stimulasi visual melalui
televisi atau game memang akan merangsang kepandaian visual, namun tidak akan
merangsang kepekaan perasaan dan empati anak. Dengan pendengaran, dan
cerita-cerita yang mendidik, anak akan lebih mudah menyerap nilai-nilai positif
dan berempati dengan orang lain.