Rabu, 28 November 2012

kecerdasan ganda


KECERDASAN GANDA
1.       Kecerdasan Bahasa
            Kecerdasan bahasa berisi kemampuan untuk berfikir dengan kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan arti yang kompleks. Contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan bahasa yaitu
Pengarang, Penyair, Wartawan, Pembicara, Pembaca berita
Contoh: habiburahman, Andrea Hirata, J.K Rowling

2.      Kecerdasan Matematis/Logis
            Kecerdasan logis matematis memungkinkan seseorang terampil dalam melakukan hitungan, penghitungan atau kuantifikasi, mengemukakan proposisi dan hipotesis dan melakukan  operasi matematis yang kompleks. Contoh – contoh orang yang memiliki kecerdasan matematis logis adalah ilmuwan, matematikawan, akuntan, insinyur, dan pemrogram computer
Contoh: Albert Einstein hingga jago fisika harapan Indonesia dari Papua, Septinus George Saa.
3.      Kecerdasan Spasial
            Orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah orang yang memiliki kapasitas dalam berfikir secara tiga  dimensi. Contoh – contoh orang yang memiliki kecerdasan spasial  adalah pelaut, pilot, pematung, pelukis dan arsitek. Kecerdasan spasial memungkinkan individu dapat mempersepsikan gambar-gambar baik internal maupun eksternal dan mengartikan atau mengkomunikasikan informasi grafis.
Contoh: Pablo Picasso dan Affandi. 
4.      Kecerdasan Kinestetik
            Kecerdasan kinestetik tubuh adalah kecerdasan yang memungkinkan seorang memanipulasi objek dan cakap melakukan aktivitas fisik. Contoh-contoh orang yang memiliki kecerdasan kinestetik yaitu atlet, penari, ahli bedah, dan pengrajin.
Contoh : andik firmansyah, taufik hidayat
5.      Kecerdasan Musikal
            Kecerdasan musikal dibuktikan dengan adanya rasa sensitif terhadap nada, melodi, irama musik. Orang-orang yang memilki kecerdasan musikal yang baik antara lain ; komposer, konduktor, musisi, kritikus musik, pembuat instrumen dan orang-orang sensitif terhadap unsur suara.
Contoh: Erwin Gutawa, Adi MS. Mozart
6.      Kecerdasan Interpersonal
            Kecerdasan interpersonal adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat memahami dan dapat melakukan interaksi secara fektif dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal akan dapat dilihat dari beberapa oranng seperti; guru yang sukses, pekerja sosial, aktor, politisi. Saat ini orang mulai menyadari bahwa kecerdasan interpersonal merupakan salah satu faktor yang sangat kesuksesan seseorang.
Contoh : Soekano
7.       Kecerdasan Intrapersonal
            Kecerdasan intrapersonal diperlihatkan dalam bentuk kemampuan dalam membangun persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan kemampuan tersebut dalam membuat rencana dan mengarahkan orang lain. Contoh pekerjaan filosof, konselor.
Contoh : Bu Yosi


8.      Kecerdasan Naturalis
            Keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies-flora dan fauna di lingkungannya. Para pecinta alam adalah contoh orang tergolong sebagai orang – orang yang memiliki kecerdasan ini.
Contoh : Petani atau pengusaha agrobisnis seperti Bob Sadino

Tabel. 1. Kecenderungan dan Metode Belajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan Kecerdasan Ganda
JENIS KECERDASAN
KECENDERUNGAN /KEGEMARAN
METODE BELAJAR
Bahasa / Verbal
Gemar :
-          membaca
-          Menulis
-          Bercerita
-          Bermain kata
Membaca, menulis, mendengar
Matematis Logis
Gemar :
-          bereksperimen
-          tanya jawab
-          menjawawab teka-teki logis
Berhitung, aplikasi rumus, eksperimen
Spasial
Gemar :
-          Mendesain
-          Menggambar
-          Berimajinasi
-          Membuat sketsa
Observasi, menggambar, mewarnai, membuat peta
Kinestetik tubuh
Gemar :
-          menari
-          berlari
-          melompat
-          meraba
-          memberi isyarat
Membangun, mempraktekan. menari, ekspresi
Musikall
Gemar :
-          bernyanyi
-          bersiul
-          bersenandung
Menyanyi, menghayati lagu, mamainkan instrumen music
Interpersonal
Gemar :
-          memimpin
-          berorganisasi
-          bergaul
-          menjadi mediator
Kerjasama dan interaksi dengan orang lain
Intrapersonal
Gemar :
-          menyusun tujuan
-          meditasi
-          imajinasi
-          membuat rencana
-          merenung
Berfikir filosofi, analitis, berfikir reflektif
Naturalis
Gemar :
-          bermain dengan flora fauna
-          mengamati alam
-          menjaga lingkungan
Observasi alam dan mengidentifikasi karakteristik flora dan fauna


Rabu, 21 November 2012

Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle)


Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle)     
            Siklus Belajar (Learning Cycle) sebagai model instruksional untuk rencana pembelajaran. Siklus belajar bersandar pada konstruktivisme sebagai dasar teoritisnya. “Konstruktivisme adalah model dinamis dan interaktif tentang bagaimana manusia belajar” (Bybee, 1997, hal. 176). Sebuah perspektif konstruktivis menganggap siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran mereka dan konsep tidak ditransmisikan dari guru ke murid tapi dibangun oleh siswa.

Menurut Bybee (2006), fase-fase dalam model siklus belajar 5E adalah sebagai berikut:

§  Engagement (Persiapan). Pada fase ini guru mengasses pengetahuan awal (prior knowledge) siswa dan membantu mereka untuk tertarik dengan konsep-konsep baru melalui penggunaan kegiatan singkat untuk memicu rasa ingin tahu. Kegiatan yang dilakukan harus menghubungkan antara pengalaman belajar sebelumnya dengan pengalaman belajar yang akan dilakukan, mengekspos konsepsi awal yang telah dimiliki siswa, dan mengorganisasikan pemikiran siswa untuk mencapai tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan.
§  Exploration (eksplorasi). Pada fase exploration (eksplorasi) siswa mempunyai kesempatan melakukan kegiatan di mana konsep yang telah mereka miliki, miskonsepsi, proses belajar dan keterampilan-keterampilan diidentifikasi dan perubahan konsepsi difasilitasi. Siswa dapat menyelesaikan kegiatan laboratorium yang akan membantu mereka menggunakan pengetahuan awal untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru, mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan dan kemungkingan-kemungkinan, dan mendesain dan melaksanakan penyelidikan.
§  Explanation (penjelasan).Fase explanation (penjelasan) memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek tertentu dari pengalaman belajar mereka pada fase engagement (persiapan) dan exploration (eksplorasi) dan menyediakan kesempatan untuk mendemonstrasikan pemahaman konsep-konsep, keterampilan-keterampilan proses sains, atau tingkah laku tertentu. Fase ini juga menyediakan kesempatan kepada guru untuk secara langsung menyampaikan konsep-konsep, proses-proses, atau keterampilan- keterampilan. Siswa menjelaskan pemahaman mereka terhadap konseo-konsep. Penjelasan dari guru dapat membimbing mereka menuju pemahaman yang lebih mendalam, yang merupakan bagian terpenting dari fase ini.
§  Elaboration (elaborasi).Pada fase elaboration (elaborasi) guru menantang dan memperluas pemahaman konseptual dan keterampilan-keterampilan siswa. Melalui pengalaman-pengalaman belajar yang baru siswa membangun pemahaman yang lebih dalam dan luas, memperoleh informasi-informasi, dan keterampilan-keterampilan. Siswa mengaplikasikan pemahaman mereka tentang konsep-konsep tertentu dengan melakukan kegiatan-kegiatan tambahan.
§  Evaluation (evaluasi).Pada fase terakhir dari model siklus belajar 5E ini, yaitu fase evaluation (evaluasi), siswa berupaya mengasses pemahaman dan kemampuan mereka. Selain itu pada fase ini guru juga mempunyai kesempatan untuk mengevaluasi kemajuan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

contoh verbatim konseling


Ø  Verbatim konseling

 

Konseli                 : Assalamualaikum bu, (mengetuk pintu)
Konselor             : waalaikum salam, (menghampiri konseli) silahkan masuk.                                          1. 1
Konseli                 : terima kasih bu, (masuk kedalam ruangan menjabat tangan ) ada apa ya bu memanggil saya?
Konselor             : iya, silahkan  duduk dulu weni! sepertinya senyum kamu hari ini lebih manis ya.
 

Konseli                 : ah, ibu bisa saja.                                                                                                                             1.2
Konselor             : oh ya, sepertinya kemarin ibu lihat kamu ditoko aksesoris. Kaya’nya sama cowok, pacarnya ya?                                                                                                                                                                
Konseli                 : lo, ibu tau ya?, bukan bu itu kakak saya.
Konselor             : oh begitu, biasanya ibu juga beli brosnya juga ditoko itu,
Konseli                 : kemarin saya juga beli bros bu.
Konselor             : pasti ini ya brosnya?, cocok sekali lo sama kerudung kamu hari ini. Warnaya juga cerah, dan semoga saja secerah yang memakainya.

Konseli                 : ibu bisa aja. Oh ya bu, ada apa ya kok saya dipanggil kesini? Apa saya ada masalah bu?   1.3
Konselor             : begini lo, tadi pagi sebelum masuk kelas kok saya lihat mata kamu merah ya. Kamu habis nangis?
Konseli                 : iya bu, sebenarnya saya malu bu diledekin temen-temen tadi.
Konselor             : apa ada masalah? Soalnya ibu sering juga lo lihat kamu seperti itu.
Konseli                 : hanya masalah kecil sih bu.
Konselor             : mau cerita sama ibu ga?
Konseli                 : memangnya tidak apa-apa ya bu?

Konselor             : jelas tidak dong. Tapi nanti sampai jam istirahat selesai ya, kamu juga ada kelas kan?      1.4
Konseli                 : iya bu, nanti saya ada praktek bahasa inggris habis ini.

Konselor             : baik kalo begitu.  Ayoh, katanya kamu mau cerita sama ibu!                                      2.1
Konseli                 : begini bu, Tadi pagi saya habis dimarahi sama ibu karena bangun kesiangan. Semalaman bu saya belajar bhs inggris sampai malam bu.
Konselor             : lo, apa kamu tidak belajar siangnya?, kan kemarin hari libur.

Konseli                 : tidak bu, seharian saya jalan sama teman”. Karena itulah bu, ibu saya marah. Saya kan takut dimarahi akhirnya saya nangis, saya itu selalu nangis bu setiap dimarahi.                2.2
Konselor             : mungkin maksudnya ibu kamu itu bukan memarahi, mau mengingatkan sama kamu, tapi kamunya nangis duluan gitu kan?
Konseli                 : tapi saya itu paling gak bisa kalo dibentak-bentak.

Konselor             : oh begitu ya?, kamu tau gak kenapa ibu kamu begitu sama kamu?                       3,2            
Konseli                 : karena saya bangun kesiangan dan karena saya malah menghabiskan waktu dengan bermain dari pada belajar mungkin bu. Mungkin kalau saya tidak malas belajar saya tidak akan dimarahi bu.

Konselor             : terus kalau kamu tau marahnya karena itu, apa ya mungkin yang harus kamu lakukan?                                                                                                                                                              4.1
Konseli                 : mungkin saya harus mengurangi bermain diluar rumah dan lebih rajin belajar ya bu, biar nantinya saya gak harus ngebut semalaman untuk belajar.
Konselor             : lo, itu kamu tau. Bagus lo kalau kamu mau begitu. Kan kalau kamu malas belajar imbasnya juga dikamunya sendiri bukan?                                                                                                         4.2
Konseli                 : jadi saya memang harus begitu ya bu, baiklah bu saya akan berusaha semampu saya. tapi ibu mau membantu kan kalau saya ada kesulitan?

Konselor             : jelas mau dong. Gini aja, kalau kamu mau bermain gak apa” tapi harus ingat waktu, jgn sampai waktunya blajr kamu lupa.                                                                                                        4.3
Konseli                 :gitu ya bu, jadi kalau saya mengerkjakn semua tgas sya, saya boleh bermain ya bu. Asal jgn melupakan kwajiban saya kan bu?
Konselor             :begitu lebih bagus. (bel berbunyi). Wah, sepertinya sudah waktunya masuk kelas ini. Jadi, kamu sudah ngerti ya apa yang harus kamu lakukan?                                                                5.1
Konseli                 : iya bu,saya akan lebih giat belajar dan tidak malas lagi.

Konselor             : jadi untuk pertemuan hari ini sudah tidak masalah lagi ya?                                       5.2
Konseli                 : saya rasa cukup bu, tapi kalau nanti saya ada masalah lagi dan ingin ketemu lagi sama ibu gak apa-apa kan bu?                                                                                                                             5.3
Konselor             : oh iya gak apa-apa. Nanti gak usah saya panggil kamu langsung datang ya, tapi jangan pas ibu ada kepentingan ya?
Konseli                 : baik bu, saya permisi dulu. Assalamualaikum.... (meninggalkan ruangan dan menjabat tangan)
Konselor             : waalaikum salam..... (mengantar sampai kedepan pintu).




Jean Piaget


JEAN PIAGET
Piaget dilahirkan di Neuchâtel di wilayah Swiss yang berahasa Perancis. Ayahnya, Arthur Piaget, adalah seorang profesor dalam sastra Abad Pertengahan di Universitas Neuchâtel. Piaget adalah seorang anak yang terlalu cepat menjadi matang, yang mengembangkan minatnya dalam biologi dan dunia pengetahuan alam, khususnya tentang moluska (kerang-kerangan), dan bahkan menerbitkan sejumlah makalah sebelum ia lulus dari SMA. Malah, kariernya yang panjang dalam penelitian ilmiah dimulai ketika ia baru berusia 11 tahun, dengan diterbitkannya sebuah makalah pendek pada 1907 tentang burung gereja albino. Sepanjang kariernya, Piaget menulis lebih dari 60 buah buku dan ratusan artikel.
Piaget memperoleh gelar Ph.D. dalam ilmu alamiah dari Universitas Neuchâtel, dan juga belajar sebentar di Universitas Zürich. Selama masa ini, ia menerbitkan dua makalah filsafat yang memperlihatkan arah pemikirannya pada saat itu, tetapi yang belakangan ditolaknya karena dianggapnya sebagai karya tulis seorang remaja. Minatnya terhadap psikoanalisis, sebuah aliran pemikiran psikologi yang berkembang pada saat itu, juga dapat dicatat mulai muncul pada periode ini.
Belakangan ia pindah dari Swiss ke Grange-aux-Belles, Perancis, dan di sana ia mengajar di sekolah untuk anak-anak lelaki yang dikelola oleh Alfred Binet, pengembang tes intelegensia Binet. Ketika ia menolong menandai beberapa contoh dari tes-tes intelegensia inilah Piaget memperhatikan bahwa anak-anak kecil terus-menerus memberikan jawaban yang salah untuk pertanyaan-pertanyaan tertentu. Piaget tidak terlalu memperhatikan pada jawaban-jawaban yang keliru itu, melainkan pada kenyataan bahwa anak-anak yang kecil itu terus-menerus membuat kesalahan dalam pola yang sama, yang tidak dilakukan oleh anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa. Hal ini menyebabkan Piaget mengajukan teori bahwa pemikiran atau proses kognitif anak-anak yang lebih kecil pada dasarnya berbeda dengan orang-orang dewasa. (Belakangan, ia mengajukan teori global tentang tahap-tahap perkembangan yang menyatakan bahwa setiap orang memperlihatkan pola-pola kognisi umum yang khas dalam setiap tahap perkembangannya.)



PIAGET DAN TEORINYA
Piaget menyimpulkan dari penelitiannya bahwa organisme bukanlah agen yang pasif dalam perkembangan genetik. Perubahan genetic bukan peristiwa yang menuju kelangsungan hidup suatu organisme melainkan adanya adaptasi terhadap lingkungannya dan adanya interaksi antara organisme dan lingkungannya. Dalam responnya organisme mengubah kondisi lngkungan, membangun struktur biologi tertentu yang ia perlukan untuk tetap bisa mempertahankan hidupnya. Perkembangan kognitif yang dikembangkan Piaget banyak dipengaruhi oleh pendidikan awal Piaget dalam bidang biologi. Dari hasil penelitiannya dalam bidang biologi. Ia sampai pada suatu keyakinan bahwa suatu organisme hidup dan lahir dengan dua kecenderunngan yang fundamental, yaitu kecenderunag untuk : Beradaptasi, Organisasi ( tindakan penataan ). Adaptasi terdiri atas proses yang saling mengisi antara asimilasi dan akomodasi
·         Asimilasi
Suatu proses kognitif, dengan asimilasi seseorang mengintegrasikan bahan-bahan persepsi atau stimulus ke dalam skema yan ada atau tingkah laku yang ada. Asimilasi berlangsung setiap saat. Seseorang tidak hanya memperoses satu stimulis saja, melainkan memproses banyak stimulus. Secara teoritis, asimilasi tidak menghasilkan perubahan skemata, tetapi asimilasi mempnagruhi pertumbuhan skemata.
·         Akomodasi
Akomodasi dapat diartikan sebagai penciptaan skemata baru atau pengubahan skemata lama. Asimilasi dan akomodasi terjadi sama-sama saling mengisi pada setiap individu yang menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Proses ini perlu untuk pertumbuhan dan perkembangann kognitif. Antara asimilasi dan akomodasi harus ada keserasian dan disebut oleh Piaget adalah keseimbangan.
Untuk keperluan pegkonseptualisasian pertumbuhan kognitif /perkembangan intelektual Piaget membagi perkemabngan ini ke dalam 4 periode yaitu :
·         Periode Sensori motor (0-2,0 tahun)
·         Periode Pra operasional (2,0-7,0 tahun)
·         Periode konkret (7,0-11,0 tahun)
·         Periode operasi formal (11,0-dewasa)
Piaget mengeukakan bahwa ada 4 aspek yang besar yang ada hubungnnya dengan perkembangan kognitif :
a. Pendewasaaan/kematangan, merupakan pengembanagn dari susunan syaraf.
b. Pengalaman fisis, anak harus mempunyai pengalaman dengan benda-benda dan stimulus-stimulusdalam lingkungan tempat ia beraksi terhadap benda-benda itu.
c. Interaksi social, adalah pertukaran ide antara individu dengan individu
d. Keseimbangan, adalah suatu system pengaturan sendiri yang bekerja untuk menyelesaikan peranan pendewasaan, penglaman fisis, dan interksi social.

IMPLIKASI TEORI PIAGET DALAM PENDIDIKAN
Teori Piaget membahas kognitif atau intelektual. Dan perkembangan intelektual erat hubungannya dengan belajar, sehingga perkembangan intelektual ini dapat dijadkan landasan untuk memahami belajar.
Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi akibat adanya pengalaman dan sifatnya relatif tetap. Teori Piaget mengenai terjadinya belajar didasari atas 4 konsep dasar, yaitu skema, asimilasi, akomodasi dan keseimbangan. Piaget memandang belajar itu sebagai tindakan kognitif, yaitu tindakan yang menyangkut pikiran. Tindakan kognitif menyangkut tindakan penataan dan pengadaptasian terhadap lingkungan.

IMPLEMENTASI DARI TEORI PIAGET DALAM PENDIDIKAN
1.    Memfokuskan pada proses berfikir atau proses mental anak tidak sekedar pada produknya. Di samping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut.
2.   Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegaiatan pembelajaran. Dalam kelas Piaget penyajian materi jadi (ready made) tidak diberi penekanan, dan anak-anak didorong untuk menemukan untuk dirinya sendiri melalui interaksi spontan dengan lingkungan.
3.   Tidak menekankan pada praktek - praktek yang diarahkan untuk
menjadikan anak-anak seperti orang dewasa dalam pemikirannya.
4. Penerimaan terhadap perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan, teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh anak berkembang melalui urutan perkembangan yang sama namun mereka memperolehnya dengan kecepatan yang berbeda.
PERBANDINGAN TEROI PIAGET DENGAN TEORI LAINNYA
No.
Teori PIAGET
Teori lainnya
1.
2.
3.
periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
mayoritas anak mencapai formal pada akhir masa kanak-kanak
terlalu meremehkan kemampuan anak - anak kecil dan terlalu menilai tinggi kemampuan anak-anak yang lebih tua
McGarrigle dan Donalson (1974) menyatakan bahwa anak sudah mampu memahami konservasi (conservation) dalam usia yang lebih muda daripada usia yang diyakini oleh Piaget
Balillargeon dan De Vos (1991)
Mayoritas anak-anak itu memang belum mencapai tahap operasional formal
Tidak meremehkan kemampuan anak - anak kecil dan tidak menilai tinggi kemampuan anak-anak yang lebih tua

KESIMPULAN
Terori Piaget mengenai perkembangan kognitif mendenisikan kembali intelegensi, pengetahuan, dan hubungan dengan lingkungannya.
v Perkembangan kognitif mempunyai 4 aspek yaitu kematangan, pengalaman, interaksi social, dan ekuilibrasi
v Menurut Piaget setiap organisme hidup cenderung untuk melakukan adaptasi dan organisasi. Dalam proses adaptasi dan organisasi rerdapat 4 konsep dasar yaitu skema, asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi
v Skema adalah struktur kognitif yang digunakan organisme untuk mengadaptasi diri terhadap lingkungannya dan menata lingkungan itu secara intelektual.
v Asimilasi adalah proses yang digunakan seseorang untuk mengintegrasikan bahan persepsi baru atau stimuklus baru ke dalam skemata atai pola perilaku yang sudah ada.
Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya. Kecerdasan merupakan proses yang berkesinambungan yang membentuk struktur yang diperlukan dalam interaksi terus menerus dengan lingkungan. Struktur yang dibentuk oleh kecerdasan, pengetahuan sangat subjektif waktu masih bayi dan masa kanak – kanak awal dan menjadi objektif dalam masa dewasa awal.
Piaget juga memberikan proses pembentukan pengetahuan dari pandangan yang lain, ia menguraikan pengalaman fisik atau pengetahuan eksogen, yang merupakan abstraksi dari ciri – ciri dari obyek, pengalaman logis matematis atau pengetahuan endogen disusun melalui reorganisasi proses pemikiran anak didik . Sruktur tindakan, operasi kongkrit dan operasai formal dibangun dengan jalan logis – matematis.